Tujuh Puluh Satu Tahun Tidak Terasa,
Kemerdekaan Bangsa Indonesia,
Dalam Kiprah Perjalanannya,
Episode Kepemimpinan Yang Berbeda Visi Juga Arahnya,
Orde Lama Membuka, Baca lebih lanjut
Tujuh Puluh Satu Tahun Tidak Terasa,
Kemerdekaan Bangsa Indonesia,
Dalam Kiprah Perjalanannya,
Episode Kepemimpinan Yang Berbeda Visi Juga Arahnya,
Orde Lama Membuka, Baca lebih lanjut
Tak ada lelah ia mencoba,
Demi anaknya sejak belia,
Hingga satu persatu matang usia,
Buruh tani kerja pemuka,
Hingga pedagang gorengan didesanya,
Al hasil tak mendua,
Sampai menyekolahkan Anaknya,
Baik yang SMK maupun sarjana,
Semua dalam proses didikannya,
Semua doa terhimpun kepadanya,
Berharap kelak anaknya,
Jadi payung di episode tua,
Pesan selalu disampainya,
Kepada anak-anaknya,
Bahasa ibu yang terbiasa,
“Dang mak nemmen mettei nak,
Emak meghittek mettei jadei jimo,
Katteu dapek gegeh nasib ulun baghih” Pungkasnya,
Gubuk tua istana baginya,
Senatural sejak waktunya,
Menyimpan rekam sejuta cerita,
Ia dan anak-anaknya,
Engkau ibu penuh bangga,
Tunggu pada waktunya,
Semua harap akan tercipta,
Dengan sendirinya bersama rasa,
Doa ibu selalu ku pinta,
Tuk mengiring perjuangan ananda,
Engkau alasan atas ini semua,
melawan keadaan yang ada,
#ibu #pahlawan #sajak
Penulis, Rosim Nyerupa